NATA DE COCO



Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter.


Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa.


Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang disebut sebagai nata.


Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagai alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan. Produk ini banyak digunakan sebagai pencampur es krim, coktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya.


Nata de coco dapat dipakai sebagai sumber makan rendah energi untuk keperluan diet. Nata de coco juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh.


Acetobacter xylinum dalam pertumbuhan dan aktivitasnya membentuk nata memerlukan suatu media yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal. Sebagai media dalam pembentukan nata media yang digunakan haruslah memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dalam hal ini yaitu acetobacter xylinum .


Komponen media nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula, sumber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA, mineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum. Asam sitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan bakteri acetobagter xylinum.


Pembuatan starter/bibit dari Ampas Nanas


Apabila bakteri Acetobacter cylinum sulit diperoleh, maka bakteri tersebut diperoleh dari ampas nanas dengan cara sebagai berikut :


  1. Buah nanas matang, dikupas dan dicuci bersih. Kemudian dibelah dan dipotong-potong kecil-kecil. Potongan ini dihancurkan dengan alat penghancur.

  2. Hancuran nenas diperas sampai sari buahnya habis, ampasnya dicampur dengan air dan gula pasir dengan perbandingan 6:3:1. Tapi sebelumnya air dididihkan masukkan gula putih sampai larut dan mendidih lagi. Dinginkan larutan gula, kemudian masukkan ampas. Campuran ini diaduk merata dan dimasukkan ke dalam stoples dibiarkan 10 menitan, kemudian ditutup dengan kertas dan diperam selama 2-3 minggu (sampai terbentuk lapisan putih di atasnya).

  3. Larutan yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bibit/starter dalam pembuatan nata de coco.


Cara Perbanyakan starter/bibit yang dilakukan sendiri

  1. Tuangkan air kelapa + ZA + biang cuka yang sudah mendidih ke dalam botol sirup sebanyak 2/3 bagian, lalu tutup dengan kertas koran dan ikat dengan gelang karet.


  2. Setelah dingin tambahkan starter yang sudah jadi / bibit yang dibeli dari balai-penelitian Bioteknologi sebanyak 20-30 ml.


  3. Biarkan selama 7-10 hari, maka starter/bibit sudah siap dipakai untuk pembuatan nata de coco selanjutnya.


  4. ntuk pembuatan bibit selanjutnya adalah 2/3 botol air kelapa ditambahkan 1/3 botol bibit sendiri.


Jika tidak sempat membuat bibit/starter bakteri Acetobacter xylium ( Bisa diperoleh di laboratorium pertanian ). Perlu diketahui pembelian bibit/starter di Malang 1 botol ( 8OO ml ) harganya Rp 25.000.


Komposisi pembuatan nata de coco


  1. Air kelapa tua.

  2. Gula.

  3. rea/ZA.

  4. Starter.

  5. Asam asetat.

  6. Asam sitrat.


Peralatan yang digunakan :

  • Pemanas.

  • Gelas ukur.

  • Panci.

  • Pengaduk.

  • Baki atau loyang.

  • Kertas koran.

  • Tali karet.


Cara pembuatan nata de coco

  1. Loyang + pengaduk disterilkan caranya panaskan loyang/pengaduk diatas pemanas 15 -20 cm.

  2. Semua bahan kecuali starter direbus sampai mendidih.

  3. Tuangkan ke dalam loyang/cetakan yang sudah disediakan dengan ketebalan 1,5 cm – 2 cm, kemudian tutup dengan koran dan ikat dengan tali karet.

  4. Biarkan sampai benar-benar dingin, starter dimasukan ke loyang dengan membuka sedikit salah satu penutup ujung loyang dan tak perlu di aduk, selanjutnya tutup dan diamkan selama 7- 10 hari.

  5. Setelah kurang lebih satu minggu, air kelapa telah berubah menjadi nata de coco dan siap dipanen (diangkat dari loyang/cetakan).

  6. Nata de coco dicuci beberapa kali ( 3 kali ) untuk menghilangkan bau asam, selanjutnya dipotong kecil-kecil berbentuk kubus. Kemudian direndam 2 hari biar bau asamnya hilang dengan catatan air rendaman di ganti setiap hari.

  7. Pada hari ketiga nata direbus dalam air bersih sampai mendidih dan tiriskan.

  8. Buat rebusan air gula dan pandan di dalam panci yang manisnya sesuai selera masing-masing. Masukkan nata yang telah ditiriskan dan tutup, biarkan kurang lebih 1 jam supaya manisnya meresap ke dalam nata. Selanjutnya nata siap dihidangkan atau bisa juga dicampur lagi dengan sari buah lainnya.



****
Bila nata de coco ini di kemas dengan di beri air “gula” dan perasa (essen) maka nata de coco akan bertahan (awet) minimal 1 tahun. Karena gula itu sendiri berfungsi sebagai pengawet nata de coco itu sendiri.





=====

CATATAN :


Demi manfaat yang lebih besar dan perbaikan materi tulisan di atas...


Mohon berikan komentar dan saran atau pertanyaan untuk tulisan ini...!!!

comment 1 komentar:

Suci Ariffa on 4 November 2021 pukul 05.03 mengatakan...

tambahin daftar pustaka ya kak

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© Jurnal Pemuda | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger